PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Rabu, 07 Juli 2010
Setiap mahluk hidup pasti melakukan perkawinan untuk menjaga kelestarian spesiesnya. Pada organisme akuatik proses perkawinan ini sering disebut memijah. Proses pemijahan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu proses matting, spawning, dan proses pasca spawning.
Dalam melakukan pemijahan selain lingkungan yang mendukung salah satu syarat utama adalah induk harus matang gonad. Tingkat kematangan gonad setiap individu berbeda – beda. Tingkat kematangan gonad setiap individu bisa dilihat dari alat kelaminnya atau morfologi dari tubuh spesies tersebut.
1. Nila (Oreochromis niloticus)
Ciri Kelamin Nila yang matang gonad adalah berumur lebih dari satu tahun dan kelamin memerah pada kedua induk. Pada jantan kelaminnya tidak lancip dan pada betina kelaminnya lancip dengan perut membuncit dan jika ditekan akan keluar sel telur berwarna kuning. Sedangkan pada jantan jika perutnya ditekan akan mengeluarkan cairan putih sperma. Hal ini diikuti dengan tingkah laku jantan yang aktif dan betina yang pasif (suryanto,1994).
Proses perkawinan diawali dengan jantan yang membuat cekungan di dasar wadah sebagai tempat permbuahan. Setelah itu, jantan mencari betina yang sudah siap memijah. Ketika telah menemukan betina yang cocok maka jantan akan berenang beriringan dengan betina dan jika ada nila jantan lain disekitarnya maka jantan tersebut akan menyerang untuk mempertahankan betinanya. Setelah itu akan terjadi proses matting (bercumbu) yang ditandai dengan ikan jantan mengejar ikan betina. Setelah betina luluh proses spowning dimulai dengan betina akan meletakan telur-telurnya pada cekungan yang telah dibuat tadi kemudian jantan melepaskan sperma pada sel-sel telur tadi. Setelah terjadi pembuahan maka jantan pergi dan betina memelihara telurnya dengan cara mememasukan kedalam mulutnya sampai telur itu menetas menjadi larva. pada betina yagn sudah berpengalaman biasanya akan tetap memelihara larvanya sampai benar – benar bisa mandiri. Selama pemeliharaan dalam mulut ikan betina akan memuntahkan telur dalam mulutnya jika dirasakan ada ancaman, kemudian jika ancaman itu telah hilang maka betina akan memunguti telurnya kemudian memasukan dalam mulutnya lagi (Kuncoro, 2003).
BACA DI SINI
0 komentar:
Posting Komentar