PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Sabtu, 27 Februari 2010
A. PERSYARATAN BIOLOGIS
Udang windu (Penaeus monodon) termasuk dalam familia Penaidae. Sub Ordo Natantia, Ordo Decapoda dan Klas Crustacea. Kelompok ini hidup di dasar perairan/bentik, tidak menyukai cahaya terang dan bersembunyi di lumpur pada siang hari. Bersifat kanibal, terutama dalam keadaan lapar dan tidak ada makanan tersedia, mempunyai ekskresi amoniak yang cukup tinggi dan untuk pertumbuhan diperlukan ganti kulit (moulting).
Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang adalah sebagai berikut :
1. Suhu
Udang membutuhkan kisaran suhu antara 25 hingga 32°C agar dapat hidup dan tumbuh secara normal. Semakin tinggi suhu perairan, semakin tinggi laju metabolisme di dalam tubuh udang. Kondisi ini akan diimbangi dengan meningkatnya laju konsumsi pakan. Bila suhu terus meningkat, udang akan stres dan akan mengeluarkan lendir yang berlebihan. Sebaliknya bila suhu terlalu rendah, udang akan kurang aktif makan dan bergerak, sehingga pertumbuhannya akan lambat.
2. Salinitas
Udang windu mempunyai toleransi hidup pada kisaran salinitas 4 - 40 permil dan tumbuh dengan baik pada kisaran 12 - 30 permil. Jika salinitas terlalu rendah atau terlalu tinggi, nafsu makan masih ada, tetapi konversi pakan menjadi tinggi karena energi tubuh banyak terbuang.
3. pH
Untuk pertumbuhan, udang windu memerlukan kisaran pH 7,4 - 8,5 dan akan mematikan bila pH mencapai angka terendah 6 dan tertinggi 9. Bila pH air terlalu rendah atau sering rendah pada malam hari, maka lapisan kapur di kulit udang akan berkurang karena terserap secara internal. Pada kondisi ini konsumsi oksigen meningkat, permeabilitas tubuh menurun dan insangnya rusak.
4. Kelarutan Oksigen (DO)
Oksigen diperlukan udang untuk membakar zat-zat makanan yang dikonsumsi udang dan diserap tubuh atau diuraikan menjadi energi. Kelarutan oksigen yang baik bagi pertumbuhan udang adalah antara 85 % - 125 % jenuh atau 4 - 6 ppm. Dalam air yang mengandung cukup oksigen, aktivitas udang yang terlihat adalah beristirahat dan sesekali bergerak mencari makan. Sebaliknya dalam air yang kandungan oksigennya rendah, udang akan tampak aktif bergerak dan berenang karena stres. Akan tetapi, pada kadar oksigen yang kelewat jenuh dapat menyebabkan penyakit gelembung gas (Gas Bubble Disease).
B. KEBIASAAN MAKAN
Di alam, udang windu biasa memakan berbagai jenis Crustacea besar, Brachyura, benda-benda nabati, Polychaeta, Mollusca, ikan-ikan kecil dan Crustacea kecil dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan udang yang dipelihara di tambak banyak memakan Copepoda. Walaupun udang penaid merupakan hewan pemakan segala (Omnivora), akan tetapi pada umumnya udang merupakan predator bagi invertebrata yang pergerakannya lambat.
Hasil pemeriksaan terhadap isi perut udang windu yang dipelihara di tambak menunjukkan bahwa makanannya terdiri dari plankton jenis Lyngbya sp, Spirulina, Skeletonema dan dari jenis zooplankton yaitu Brachionus sp (Ranoemihardjo, 1980). Walaupun demikian, keadaan lingkungan tempat hidup udang akan berpengaruh terhadap jenis makanan yang dimakan.
Dalam usaha pemeliharaan udang, makanan yang diberikan selain harus mempunyai kualitas yang baikjugajumlahnya harus cukup, sebab kekurangan makanan akan lebih mempercepat kematian hewan yang dibudidayakan. Sampai saat ini nauplius Artemia merupakan salah satu makanan udang yang paling efektif bagi udang stadium Pasca larva maupun Juvenil. Selain itu, nauplius Artemia dapat berperan sebagai penunjang pertumbuhan udang windu. Jika digunakan sebagai suplemen dengan makanan lainnya, ternyata Artemia mempunyai keunggulan dibandingkan dengan makanan udang lainnya. Keunggulan tersebut di antaranya adalah : Artemia diperjual-belikan dalam bentuk kista (Cyst), sehingga praktis dalam penggunaannya, nauplius Artemia mempunyai kisaran ukuran yang cocok bagi kebanyakan larva udang, dapat beradaptasi terhadap berbagai lingkungan dan dapat tumbuh pada kepadatan yang tinggi (Sorgeloos, 1980). Selain itu, Artemia juga mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Pada beberapa perkembangan stadia udang windu, kebiasaan makannya terangkum seperti pada Tabel 1.
Di alam, udang windu biasa memakan berbagai jenis Crustacea besar, Brachyura, benda-benda nabati, Polychaeta, Mollusca, ikan-ikan kecil dan Crustacea kecil dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan udang yang dipelihara di tambak banyak memakan Copepoda. Walaupun udang penaid merupakan hewan pemakan segala (Omnivora), akan tetapi pada umumnya udang merupakan predator bagi invertebrata yang pergerakannya lambat.
Hasil pemeriksaan terhadap isi perut udang windu yang dipelihara di tambak menunjukkan bahwa makanannya terdiri dari plankton jenis Lyngbya sp, Spirulina, Skeletonema dan dari jenis zooplankton yaitu Brachionus sp (Ranoemihardjo, 1980). Walaupun demikian, keadaan lingkungan tempat hidup udang akan berpengaruh terhadap jenis makanan yang dimakan.
Dalam usaha pemeliharaan udang, makanan yang diberikan selain harus mempunyai kualitas yang baikjugajumlahnya harus cukup, sebab kekurangan makanan akan lebih mempercepat kematian hewan yang dibudidayakan. Sampai saat ini nauplius Artemia merupakan salah satu makanan udang yang paling efektif bagi udang stadium Pasca larva maupun Juvenil. Selain itu, nauplius Artemia dapat berperan sebagai penunjang pertumbuhan udang windu. Jika digunakan sebagai suplemen dengan makanan lainnya, ternyata Artemia mempunyai keunggulan dibandingkan dengan makanan udang lainnya. Keunggulan tersebut di antaranya adalah : Artemia diperjual-belikan dalam bentuk kista (Cyst), sehingga praktis dalam penggunaannya, nauplius Artemia mempunyai kisaran ukuran yang cocok bagi kebanyakan larva udang, dapat beradaptasi terhadap berbagai lingkungan dan dapat tumbuh pada kepadatan yang tinggi (Sorgeloos, 1980). Selain itu, Artemia juga mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Pada beberapa perkembangan stadia udang windu, kebiasaan makannya terangkum seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Kebiasaan Makan Udang Windu (Panaeus Monodon) Pada Beberapa Perkembangan Stadia
sumber
Ir. Sri Umiyati SumeruDra. Suzy Anna
0 komentar:
Posting Komentar