PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Senin, 09 Mei 2011
Salah satu permasalahan dalam perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini adalah produktivitas yang masih di bawah potensi produksi. Hal ini antara lain disebabkan oleh serangan hama dan penyakit. Untuk dapat mengendalikannya maka perlu mengenal hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki arti yang sangat penting karena selain mampu menciptakan kesempatan kerja, juga sebagai sumber devisa negara. Tanaman kelapa sawit yang diusahakan sebagai perkebunan besar maupun perkebunan rakyat merupakan komoditi perkebunan yang memegang peranan yang cukup penting terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekebun. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit diperlukan pembinaan kepada pekebun, antara lain dalam pengendalian hama dan penyakit.
Hama dan penyakit adalah faktor penting yang harus diperhatikan dalam perkebunan kelapa sawit, karena akibat yang ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian tanaman. Hama penyakit dapat menyerang tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan.
Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan serangga dan sebagian lagi dari golongan mamalia. Sedangkan penyakit yang menyerang disebabkan oleh mikro-organisme jamur, bakteri, dan virus. Berikut ini adalah hama dan penyakit yang biasa menyerang perkebunan kelapa sawit.
A. Hama
Beberapa hama yang sering ditemukan pada tanaman kelapa sawit diuraikan berikut ini:
1. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit, dengan gejala daun-daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Kemudian daun akan berubah warna menjadi kuning dan mengering. Terjadi pembusukan pada tandan bunga dan tidak membuka, sehingga tanaman kelapa sawit tidak menghasilkan buah. Untuk memberantas sumber infeksi, pohon yang terserang diracun secara kimiawi, sedangkan tanaman yang sudah mati dan kering dibongkar serta dibakar.
2. Kumbang Penggerek
Kumbang penggerek (Oryctes sp.) menyerang tanaman belum menghasilkan sampai umur 2 tahun. Gejala serangan terlihat pada bekas lubang gerekan pada pangkal batang mengarah pada titik tumbuh tanaman. Pemberantasan dapat dilakukan secara manual dan kimiawi. Secara manual dilaksanakan dengan memburu kumbang Oryctes sp. dan secara kimiawi dilaksanakan dengan menggunakan insektisida dengan dosis sesuai tertera pada kemasan.
(Untuk berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991) = EDISI 3390
0 komentar:
Posting Komentar