PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Senin, 09 Mei 2011
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengaruh gulma tidak terlihat secara langsung, dan umumnya berjalan lambat. Gulma perkebunan, termasuk perkebunan kelapa sawit, mampu menjadi kompetitor utama dalam memperebutkan unsur hara, air, ruang tumbuh dan cahaya matahari. Beberapa spesies gulma juga dapat memproduksi zat racun yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman utama, dikenal dengan 'alelopati'.
Gulma umum pada perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan menjad:
Gulma berdaun lebar (broad leaves):
Asystasia intrusa
Ageratum conyzoides (babadotan)
Borreria latifolia (kentangan)
Chromolaena odorata (krinyuh)
Clidemia hirta (harendong)
Colocasia sp. (keladi)
Crassocephalum crepidoides (sintrong)
Lantana camana (tembelekan)
Melastoma malabathricum (senduduk)
Mikania sp.
Mimosa invisa (kucingan)
Mimosa pigra
Mimosa pudica (putri malu)
Momordica charantia (pare hutan)
Stachytarpeta indica (ekor tikus)
Gulma berdaun sempit (grasses):
Axonopus compressus (paitan)
Brachiaria mutica (sukat kelanjang)
Digitaria sp. (genjoran)
Echinochloa colona
Eleusine indica (jejagoan)
Imperata cylindrica (alang-alang)
Ottochloa nodosa (bambonan)
Panicum trigonium (parit-paritan)
Paspalum conjugatum
Teki (sedges):
Cyperus rotundus
Cyperus kyllingia
Pakis-pakisan (ferns):
Cyclosorus aridus (pakis kadal)
Dicranopteris linearis (pakis kawat)
Lygodium flexuosum
Nephrolepis biserrata (pakis harupat)
Stenochlaena palustris (pakis udang)
Epifit:
Ficus benjamina (beringin)
Ficus elastica
Tukulan sawit (Elaeis guineensis)
Alang-alang
Famili : Poaceae (Gramineae)
Nama lokal: alang-alang (I), lalang (M), eurih (S), kambengan (J)
Imperata cylindrica, atau lebih dikenal dengan alang-alang merupakan gulma berdaun sempit yang tumbuh tegak dan berumpun. Alang-alang merupakan tumbuhan pionir terutama pada lahan yang habis terbakar, sangat toleran terhadap faktor lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan unsur hara yang miskin, namun tidak toleran terhadap genangan dan naungan. Alang-alang dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik hingga ketinggian 2700m diatas permukaan laut.
I. cylindrica merupakan gulma penting di perkebunan kelapa sawit. Apabila tidak dikendalikan, alang-alang dapat menghambat pertumbuhan kelapa sawit secara tidak langsung melalui perebutan unsur hara dan air, terutama pada kelapa sawit belum menghasilkan (TBM). Alang-alang juga menghasilkan senyawa alelopati berupa senyawa fenol, asam valinik dan karbolik yang diduga dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain.
Botani
Alang-alang tumbuh berumpun, tunas batang (yang membawa bunga) tidak akan tumbuh memanjang hingga menjelang berbunga. Bagian pangkal tunas batang terdisri dari beberaoa ruas pendek, sedangkan tunas yang membawa bunga beruas panjang dan terdiri dari satu sampai tiga ruas, tumbuh vertikal dan terbungkus didalam upih daun. Batang yang membawa bunga dapat mencapai 20-230cm. Bagian batang diatas tanah berwarna keunguan.
Rimpang (rizoma) tumbuh memanjang dan bercabang-cabang di tanah terutama pada kedalaman 0-20cm, namun dapat juga ditemukan hingga kedalaman 40cm. Rimpang berwarna keputihan dengan panjang mencapai 1 meter atau lebih dan beruas-ruas. Akar serabut tumbuh dari pangkal batang dan ruas-ruas pada rimpang.
Helai daun tumbuh tegak berbentuk garis-garis (lanset) yang berangsur-angsur menyempit ke bagian pangkal. Panjang daun dapat mencapai 12-80cm dengan lebar 5-18mm. Tulang tengah daun lebar dan agak pucat. Tepi daun bergerigi halus dan terasa kasar bila diraba.
Pembungaannya berbentuk malai dengan bulir bunga yang tersusun rapat, berbentuk ellips meruncing, sangat ringan dan mempunyai rambut-rambut halus (pappus) sehingga mudah terbawa angin. Benang sari berwarna kekuningan dengan putik tunggal berwarna keunguan. Biji I. cylindrica dapat berkecambah dalam waktu satu minggu dan dapat bertahan hidup selama satu tahun.
Asystasia intrusa
Famili: Acanthaceae
Asystasia intrusa telah ditemukan di Johor, Malaysia sejak tahun 1950, dan populasinya tidak termonitor hingga tahun 1960 karena tidak dianggap sebagai gulma penting pada kelapa sawit. Mulai tahun 1970, A. intrusa telah tersebar di perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, nanas hingga pada lahan-lahan terbuka di Malaysia. Pada beberapa kasus, keberadaan A. intrusa dapat menurunkan hasil pada tanaman nanas dan kelapa sawit. Asystasia digolongkan sebagai gulma jahat (noxius weed) karena kemampuannya menghasilkan biji yang sangat banyak dan pengendaliannya akan sangat sulit jika populasinya sudah berkembang di suatu lokasi (Lee, 1984, Rajaratnam et al., 1977).
Gambar 1. Bunga dan kantung biji Asystasia intrusa
A. intrusa memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan dan memiliki strategi tertentu untuk mengeksploitasi lingkungan. Pada daerah yang ternaungi, A. intrusa akan lebih banyak memproduksi organ vegetatif, sementara pada daerah terbuka akan lebih banyak memproduksi organ generatif.
Botani
Batang rapuh dengan penampang segi empat dan ditumbuhi rambut-rambut halus yang tersebar secara acak. Tumbuh menjalar dengan cepat mencapai tinggi 0.5 m, dan dapat mencapai 3 m jika ditopang oleh vegetasi lain. Cabang baru dapat muncul pada ruas batang dan akan menjadi tanaman baru apabila menyentuh tanah.
Daun tumbuh berpasangan pada ruas-ruas batang, berbentuk oval mendekati segitiga dengan ujung meruncing, berukuran mulai dari 64.5mm x 25.5mm hingga 152.4mm x 76.2mm. Tangkai daun dapat mencapai panjang 50.8mm.
Rangkaian bunga muncul pada ujung tunas dan tidak bercabang. Bunga berbentung menyerupai lonceng dengan panjang 20-25mm dan memiliki bercak ungu sejajar pada bagian dalam mahkota.
Kantung biji tersusun pada rangkaian bunga berbentuk gada, berukuran hingga 30mm dan mengandung 4 bakal biji berbentuk pipih. Saat biji matang, kapsul akan pecah dan biji akan terpental. Biji diproduksi dalam jumlah banyak dengan viabilitas mencapai 85% dan dapat bertahan hingga 8 bulan di tanah. Pada kondisi alami, biji dapat berkecambah 30 hari setelah disemai dan tanaman akan mulai tumbuh dengan cepat 10 minggu setelah berkecambah.
ai_capsule
Gambar 2. Kantung biji pecah saat biji telah matang
Mikania micrantha
Famili: Asteraceae (Compositae)
Nama Lokal: mikania (I), sembung rambat (J), caputuheun (S)
Mikania micrantha merupakan gulma tahunan yang tumbuh merambat dengan cepat. Mikania termasuk dalam gulma penting pada kelapa sawit yang dapat tumbuh hingga ketinggian 700 mdpl. Mikania umumnya tumbuh dominan pada areal kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) hingga dapat meimbelit/menutupi seluruh pelepah/tajuk kelapa sawit.
Gambar 1. Daun dan bunga Mikania micrantha
Mikania juga menghasilkan senyawa alelopati berupa phenol dan flavon. Mudah berkembang biak melalui potongan batang dan biji. Viabilitas biji mencapai lebih dari 60%, sedangkan daya tumbuh stek dapat mencapai 95%.
Botani
Batang M. micrantha tumbuh menjalar berwarna hijau muda, bercabang dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Panjang batang dapat mencapai 3-6m. Pada tiap ruas terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan bunga.
Helai daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan panjang daun 4-13cm dan lebar daun 2-9cm. Permukaan daun menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi.
Bunga tumbuh berwarna putih, berukuran kecil dengan panjang 4.5-6mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung tunas. Biji dihasilkan dalam jumlah besar, berwarna coklat kehitaman dengan panjang 2mm.
0 komentar:
Posting Komentar