PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
EFEKTIVITAS PERENDAMAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DALAM HORMON SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN.rar
Minggu, 07 November 2010
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km, merupakan wilayah pantai yang subur (Aslan, 1998). Dimana didalamnya terkandung berbagai sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan perikanan.
Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed atau agar-agar pada jenis Gracillaria sp. Rumput laut merupakan tumbuhan laut tingkat rendah (alga laut bentik) yang hidup melekat di dasar laut (Sulistijo, 2002).
Di Indonesia jenis rumput laut yang bernilai ekonomis, yaitu Eucheuma, Hypnea, Grasilaria, Gelidium dan Sargassum (Anggadiredja, 2006). Dari ke lima jenis rumput laut tersebut yang sedang giat dibudidayakan adalah Grasilaria dan Eucheuma (Jamil, 1992 dalam Iswahyudi, 2004). Adapun jenis Eucheuma yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah (Eucheuma cottonii) di wilayah perairan pantai.
Rumput laut (E. cottonii) merupakan alga merah dari golongan (Rhodophyceae) yang hingga saat ini merupakan komoditas andalan Indonesia. Dimana rumput laut dari jenis E. cottonii ini merupakan penghasil karagenan (Carrageenan) yang sangat dibutuhkan dalam dunia industri (baik nasional maupun internasional).
Tingginya permintaan pasar sangat memacu pemerintah untuk lebih giat dalam memproduksi rumput laut, sesuai dengan pendapat Ketua Komisi Petani dan Pengelola Rumput Laut Indonesia Farid Mahmud bahwa menargetkan tahun 2014 nanti akan mampu memproduksi rumput laut sebanyak 10 juta ton rumput laut basah (Tribun Timur, 2010). Dengan adanya program pemerintah dan permintaan pasar yang semakin meningkat maka salah satu upaya yang tepat untuk meningkatkan produksi rumput laut adalah memaksimalkan produksi dengan merangsang pertumbuhan rumput laut.
selengkapnya
0 komentar:
Posting Komentar