PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
Selasa, 21 April 2009
PENDAHULUAN
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang diintroduksi dari luar negeri, ikan tersebut berasal dari Afrika bagian timur di Sungai Nil, Danau Tangayika, Chad, Nigeria dan Kenya, lalu dibawa oleh orang ke Eropa, Amerika, negara-negara Timur Tengah dan Asia. Di Indonesia benih ikan nila secara resmi didatangkan dari Taiwan oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar tahun 1969 (Suyanto 1998). Bagi petani ikan di Indonesia, produksi ikan nila saat ini selain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri, ikan tersebut juga dipasarkan ke luar negeri, khususnya Singapura dan Jepang (Rochdianto 1993 dalam Ahmad 1995).Pada pemeliharaan yang dilakukan secara campuran (jantan dan betina), dan kelamin tunggal (monoseks), ternyata ikan nila jantan dapat tumbuh lebih cepat 1,53 – 2,69 gram per hari untuk mencapai ukuran konsumsi dibanding dengan ikan nila betina yang pertumbuhannya hanya 0,83 – 1,05 gram per hari (Jangkaru 1988). Selain pertumbuhannya yang cepat, ikan tersebut memiliki sifat-sifat unggul yang lain, yaitu tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora, mampu mencerna makanan secara efisien dan tahan terhadap serangan penyakit (Suyanto 1998). Keistimewaan ini setidaknya dapat dimanfaatkan bagi suatu usaha budidaya kelamin tunggal (monoseks jantan) yang lebih produktif (Anonimous 1991).
Hal tersebut didukung oleh suatu hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuo dalam Sugiarto (1988) bahwa produksi ikan nila semakin meningkat setelah diterapkan sistem budidaya tunggal kelamin (monoseks), namun dalam metode ini hanya jantan saja yang dipelihara. Untuk itu mengatasi masalah ini perlu dicari teknologi untuk menghasilkan jenis kelamin jantan saja. Tulisan ini menginformasikan beberapa teknology yang dapat menghasilkan benih jantan saja
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH IKAN NILA JANTAN
Teknologi produksi benih jantan ikan nila dapat dilakukan dengan empat cara. Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik produksi benih tersebut yaitu secara manual, hibridisasi antara spesies, merangsang perubahan seks dengan hormon dan manipulasi kromosom.
Secara Manual
Metode ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu dengan menyisihkan ikan yang paling kecil, yang memperlihatkan pertumbuhan buruk, untuk beberapa waktu sampai pertumbuhannya mencapai 200 gram. Kemudian hanya jantan yang diseleksi berdasarkan bentuk penampilannya (Shokita, dkk 1991).
Menurut Suyanto (1998), ciri-ciri yang dapat membedakan antara benih ikan nila jantan dan betina adalah sebagai berikut :
• Sisik nila jantan lebih besar daripada nila betina.
• Alat kelamin jantan berupa satu lubang di papila yang berfungsi sebagai muara urine dan sperma, sedangkan alat kelamin betina terdiri dari dua lubang yang juga terletak di papila. Salah satu lubang untuk muara urine dan yang lain untuk pengeluaran telur.
• Sisik bawah dagu dan perut ikan nila jantan berwarna gelap, sedangkan pada nila betina berwarna putih atau cerah.
• Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila jantan bergaris hitam yang terputus-putus, sedangkan nila betina bergaris-garis tidak terputus-putus.
Walaupun dalam metode ini tidak diperlukan keahlian khusus ataupun perlengkapan khusus, tetapi waktu yang diperlukan sangat lama (Shokita, dkk 1991). Selanjutnya kegiatan seleksi tergantung pada keterampilan petani dalam mengenal perbedaan antara ikan nila jantan dan betina. Biasanya derajat kesalahannya dapat mencapai 10% yang disebabkan oleh kesalahan yang manusiawi (Suyanto 1998).
0 komentar:
Posting Komentar